Info Honda Pondok Indah Jakarta

Dapatkan Penawaran Diskon Menarik Dari Kami

Info Honda Pondok Indah Jakarta

Dapatkan Penawaran Diskon Menarik Dari Kami

Info Honda Pondok Indah Jakarta

Dapatkan Penawaran Diskon Menarik Dari Kami

Info Honda Pondok Indah Jakarta

Dapatkan Penawaran Diskon Menarik Dari Kami

Info Honda Pondok Indah Jakarta

Dapatkan Penawaran Diskon Menarik Dari Kami

Senin, 31 Maret 2014

Ingin Honda CR-V Anda tampil lebih menarik

Tips Pilih Body Kit Untuk Honda CR-V

 Namun, untuk memilih body kit untuk mobil jenis SUV seperti Honda CR-V, perlu diperhatikan beberapa hal mulai dari gaya. Memodifikasi body kit pada Honda CR-V sebenarnya tak terbatas, namun sebaiknya untuk tunggangan besar seperti Honda CR-V pilih gaya yang lebih elegan tidak berlebihan.
Honda CR-V
Tak hanya memberikan tampilan yang lebih pas, gaya tersebut pun mampu meningkatkan performa kendaraan Honda CR-V Anda. "Nggak salah sih memasang body kit gaya sporty untuk mobil besar seperti Honda CR-V. Tapi untuk kendaraan keluarga yang dipakai sehari-hari seperti ini lebih nyaman dimodifikasi bergaya elegan dan sederhana," jelas Marcello dari Details Auto Detailling.
Hal selanjutnya adalah memilih material body kit. Terdapat beberapa material body kit yang dapat dilpilih, antara lain plastik, fiberglass dan karbon. Material plastik memang lebih murah namun material ini tak memiliki kekuatan yang cukup baik. 
Honda CR-V
Sedangkan fiberglass dapat dibentuk sesuai keinginan layaknya bahan dari karbon sehingga jika mengalami benturan dapat diperbaiki dengan mudah, namun sayangnya material ini cukup berat. Dan untuk material karbon unggul pada beratnya yang ringan dan kuat, namun cukup mahal. Sebaiknya pilih material yang ringan untuk Honda CR-V karena kendaraan ini sudah memiliki berat yang cukup besar.
Terdapat tiga brand body kit yang biasa digunakan untuk Honda CR-V yaitu Mugen, Modulo dan Aztec. Untuk kisaran harga body kit berkisar antara Rp 2 sampai 9 juta tergantung bentuk dan bahannya. Tertarik untuk mencobanya?

mencoba Mobil Irit di Indonesia

http://infomobilhondajakarta.blogspot.com/


Demi 5 Liter BBM

Mengingat metode yang kami gunakan dalam pengetesan spesial ini adalah sejumlah BBM untuk dipakai berjalan hingga mati total, maka tantangannya adalah memastikan bahwa jumlah BBM harus benar-benar sesuai.

Ini tentu sebuah kerepotan karena kami tidak menggunakan tangki tambahan dengan kapasitas 5 liter. Artinya, kami harus memastikan tangki BBM benar-benar kosong sebelum dimasukkan 5 liter BBM.

Tanda bahwa tangki kosong adalah mobil mati dengan sendirinya. Masalahnya, jika mobil mati tapi kami jauh dari titik start maka akan repot untuk membawanya ke titik start itu. Solusinya dengan membawa mobil berkeliling untuk menghabiskan BBM namun tidak jauh dari titik start yang ada di kantor Auto Bild.


Sesi penghabisan ini pun cukup dramatis karena meski instrumen sudah menunjukkan bahwa tangki sudah harus diisi, namun mobil tak kunjung mati. Seperti yang terjadi pada Ivan Hermawan. Untuk menghabiskan BBM Daihatsu Ayla, ia berjalan hingga 50 km. Ketika mati, ternyata lokasi habisnya jauh dari kantor. Alhasil ia harus mengisi lagi tangki BBM dengan cadangan BBM yang dibawa via jerry can. Sampai di kantor pun mobil tak langsung mati karena masih ada sisa BBM. Ia pun harus menunggu lama lagi untuk sampai mobil benar-benar mati.
Kondisi ini juga terjadi pada hampir seluruh tester. Termasuk Trybowo Laksono yang pada saat penghabisan BBM, kerap mengganti gigi di rpm tinggi agar BBM cepat habis. Namun pengorbanan itu tidak sia-sia. Karena pada akhirnya semua mobil tes kami mendapat kondisi yang sama. Yaitu ke-empat mobil berada pada kondisi BBM kosong total. Bahkan beberapa mobil harus diderek untuk mencapai tempat pengisian BBM di kantor.



Kesimpulan

Terbukti sudah bahwa transmisi otomatis yang disematkan pada Toyota Agya menjadi kontestan pertama yang harus berhenti akibat kehabisan bahan bakar. Loss power menjadi kendala utama Agya saat berada dalam kondisi ‘stop and go’ sehingga menempatkannya di urutan buncit

Lalu disusul oleh saudara kembarnya, Daihatsu Ayla. Bermodalkan transmisi manual, ia mampu mencatat jarak yang lebih jauh 2,3 km dari Toyota Agya.
Suzuki Karimun Wagon R harus puas sebagai runner up berkat penerapan lebar ban minimalis (145/80 R 13) plus mesin 1.000 cc 3-silinder. Hambatan terbesarnya terjadi saat melaju di ruas tol Jagorawi yang membuat mesin berkitir di kisaran 3.000 rpm untuk melaju 80 km/jam dengan tingkat aerodinamika kurang mumpuni dari kontestan lainnya.

Sebagai yang terbaik, tentu Honda Brio Satya. Satu-satunya kendalanya ia dari kompetitornya adalah saat idle. Kapasitas mesin paling besar membuat ia perlu menenggak bahan bakar dalam kondisi seperti ini. Tapi teknologi katup variabel mampu memberi kontribusi optimal saat stop and go. Tenaga terbesar pun sangat menolong ketika melaju di jalan tol dan menanjak. Wajar bila ia mampu melahap 5 liter bensin untuk jarak 88,2 km.


 

Tes Mobil Murah Honda Brio Satya E

http://infomobilhondajakarta.blogspot.com/


Menjadi sebuah tanda tanya besar, dengan tersedianya bahan bakar lima liter mampukah Brio Satya mencapai Puncak Pass? Padahal jika dilihat secara visual, indikator bahan bakar hanya menunjukan di posisi dua bar dengan jumlah bahan bakar tersebut.

Tidak perlu pikir panjang, secara serentak mobil pun dihidupkan  untuk mengetahui siapa pemenang dari kompetisi ini. Perjalanan pun dimulai, sayangnya Brio Satya harus melewati kemacetan mulai jalan tol Kebon Jeruk sampai jalan tol dalam kota dengan rata-rata kecepatan 10 km/jam di GPS.

Kekhawatiran pun mulai muncul ketika kemacetan di dalam kota, pasalnya unit 1.198 cc 4-silinder yang dimiliki Satya akan cenderung lebih membutuhkan bahan bakar lebih banyak pada saat kondisi seperti itu.
       
Ruang kabin terlihat lebih mewah dibanding rivalnya     Selama perjalan AC secara non-stop digunakan     Kabin cukup luas untuk membawa peralatan pengujian

Beruntungnya kemacetan itu hanya sampai di Tol dalam kota, sehingga Brio Satya pun bisa kembali berlaga dalam menghemat bahan bakar. Saat melewati Tol Jagorawi menjadi sebuah kesempatan emas bagi empunya kapasitas mesin terbesar ini. Tester pun berusaha menjaga kecepatan dengan konstan di angka 80 km/jam.

Begitu juga dengan putaran mesin yang harus terjaga mulai dari 2.000 hingga 2.500 rpm. Tester pun harus menginjak gas secara perlahan agar fuel consumption yang tercatat di MID dapat meningkat terus. Dan hasilnya pun terbukti, pada saat melaju jalan bebas hambatan di Jagorawi konsumsi BBM Brio Satya mencatat 21 km/liter.

Pengujan dilakukan pada unit Brio M/T     Kapasitas 1.198 cc 4 silinder terbukti irit BBM

Pasalnya untuk melewati tanjakan, mesin 4 silinder tidak memerlukan rpm yang tinggi, sehingga konsumsi bahan bakar pun dapat terjaga dengan baik.

Uniknya indikator ECO tetap bisa menyala saat mengarumi tanjakan . Hal ini di karenakan indicator ECO pada mobil ini sangat cerdas, ia berpatokan pada sensor gas buang. Sehingga untuk menyalakan indokator ECO, ECU akan mencari komposisi yang pas antara konsumsi bahan bakar dengan O2. Alhasil Honda Brio bisa lebih irit pastinya.

Rasa cemas pun mulai muncul ketika rivalnya mulai kehabisan bensin. Tetapi nyatanya, dengan bobot Brio 930 kg ditambah beban muatan 240 kg tetap tergolong paling irit. Mobil ini pun menghembuskan nafas terakhir mendekati puncak pas dengan jarak tempuh 88,2 km. Komposisi ini mencatat fuel consumption 17,6 km/l.

Promo Terbaru